Mumpung lagi semangat menulis artikel, langsung saja saya posting artikel lagi pada 12 Nopember 2017, padahal waktu sudah jam 1 dini hari. Tapi saya kadung berjanji pada artikel Kisah Nomor Seri Ganjil Dua Lembar Uang Seratus Ribuan yang dipublish sore tadi. Kebetulan ending ceritanya pendek, cekidot saja ya biar gak kepanjangan prolognya.
Kisah Pendapatan
Uang sepuluh ribu dengan nomor seri TNS933131 emisi tahun 2015 warna dominan ungu dengan gambar pahlawan Sultan Mahmud Badaruddin II ini saya dapat waktu menarik pajak bumi dan bangunan dari warga RT 28, saya juga lupa siapa yang membayar dengan uang itu, soalnya saya langsung memasukannya ke dalam tas tempat membawa SPPT dan sobekannya.
Kondisi uang sepuluh ribu nomor seri ganjil tersebut memang tidak sepenuhnya mulus, sudah agak lecek, saya mungkin orang yang keseribu yang pegang uang tersebut, tapi saya tetap bersyukur bisa mendapatkan uang dengan nomor seri ganjil tersebut, biarpun nominalnya kecil dibanding dengan yang lainnya.
Sekalian biar pembaca blog ini ada gambaran seperti apa second-pocket yang saya punya untuk menyimpan koleksi sementara uang nomor seri ganjil yang pernah saya miliki, saya pajang saja sekalian dompetnya disini.
Nah seperti itulah adanya, dompet kedua saya. Mungkin yang pernah baca sebelumnya masih ingat sejarah dompet kedua saya, dompet itu seharga 50 ribu bonus ikat pinggang, eh kebalik, beli ikat pinggang dulu, baru dapat bonus dompet. Kira-kira seperti itu.
Belum Ada Kisah Pengeluaran
Jujur saja, sampai hari ini --setidaknya sampai artikel ini saya tulis-- uang sepuluh ribu dengan nomor seri ganjil TNS-933131 masih saya simpan rapih, entahlah nanti pagi atau siang bisa melayang kemana, saya sih pasrah.
Saya kira artikel ini sudah cukup, saya janji lagi Insya Allah, ada kisah Uang 50 ribu seri ganjil yang melayang tadi sore tapi tergantikan dengan uang 5 ribu rupiah berseri ganjil lagi. Semoga bisa tayang secepatnya.
Semoga menginspirasi.