-->

Kisah Nomor Seri Ganjil Dua Lembar Uang Seratus Ribuan

Kisah Nomor Seri Ganjil Dua Lembar Uang Seratus Ribuan

Seperti janji saya pada artikel sebelumnya, Empat Ratus Ribu Ganjil Pertama saya mau menceritakan kisah dua lembar seratus ribuan yang berseri ganjil, biarpun uang itu sekarang sudah melayang, biar nanti saya ceritakan saja diakhir cerita.

Kisah Pendapatan


Saya juga sedikit lupa dari mana dua lembar seratus ribuan angka ganjil saya dapatkan, kalau tidak salah datangnya berurutan tidak bareng seperti empat lembar pertama kemarin.

Seratus ribu pertama kalau tidak salah dari pembayaran orang yang menitipkan pembuatan Kartu Keluarga kepada saya, Wa Kusnanto RT 28. Seingat saya, waktu itu saya dapat 200 ribu untuk membantu mengurus Kartu Keluarga 2 dan  KTP sementara anak serta menantunya, uang bensin istilahnya.

Saya tidak langsung menyortir nomor serinya waktu itu, karena langsung ngobrol ngalor-ngidul sampe habis kopi, lalu pindah ke Wa Nedi yang rumahnya masih dekat disitu dan kebetulan banyak orang melek nungguin orok yang baru lahir.

Baru setelah sampai rumah saya menyadari ada nomer seri ganjil pada uang seratus ribuan tersebut, langsung saya amankan ke dompet kedua.

Seratus ribu kedua saya dapat malam harinya ketika ada pembagian uang pologoro, saya mendapatkannya tidak sengaja, itu adalah bagian Pak Carik yang kebetulan duduknya dekat dengan saya diteras rumah Pak Kuwu. Langsung saya tukar saja dengan seratus ribu milik saya yang nomor serinya biasa saja, Nyaris tidak ada perlawanan, toh sama saja, seratus ditukar seratus.

Kisah Pengeluaran

Tadinya saya berharap, dua ratus ribu angka ganjil tersebut bisa bertahan lebih lama dalam dompet saya, apa daya lagi-lagi kebutuhan pengeluaran memaksa saya untuk merelakan dua ratus ribu bernomor seri ganjil keluar dari dompet hitam saya.

Instalasi listrik di rumah yang sejak tahun 2013 sudah terpasang, masih belum juga menyediakan colokan listrik di rumah, hanya ada 1 dipake rame-rame, saklar saja hanya ada 3, semua campur aduk.



Kebetulan sebulan sebelumnya ada mas Dedi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang mampir ke rumah minta diantar ke rumah warga yang mau disensus mau ikut nge-charges handphone, dia ketawa ketika tahu bahwa steker listrik di rumah saya cuma satu dibagi-bagi, dasar anak soleh, dia telpon temennya suruh anter kabel buat instalasi listrik, lumayan banyak, lebih dari cukup.

Kisah pengeluaran berawal dari sini. Saya tidak begitu faham masalah jaringan listrik, maka saya berinisiatif untuk mempekerjakan orang yang mau dan mampu menyambung aliran listrik biar nyaman menggunakannya.

Lebe Niman kebetulan mau dan ada waktu. Lumayan 2 hari menyambung instalasi listrik di rumah yang jaringannya sudah acak-acakan.

Masalah wedang dan rokok, istri saya ternyata masih punya simpanan uang di dompetnya, buktinya dia tidak minta jatah ke saya, selama dua hari berturut-turut, sampai hari penghabisan tiba, saatnya memberi ongkos pemasangan, saya tawarkan uang dua ratus ribu --yang memang adanya cuma segitu--, Alhamdulillah ternyata cukup uang segitu.

Dan inilah akhir kisah dua lembar uang seratus ribuan bernomor seri ganjil gelombang kedua milik saya, dibarter dengan jaringan listrik yang lebih teratur di rumah saya, sekarang colokan listrik ada 5 dan masing-masing ruangan punya saklar sendiri-sendiri, horeee..

Postingan saya selanjutnya, Insya Allah saya akan sharing uang sepuluh ribu bernomor seri ganjil yang saya dapatkan dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan warga RT 28. Ditunggu ya.

Share this:

Disqus Comments